Pesawat Garuda Indonesia |
Bicara News|Jakarta - Anggota Komisi VI Fraksi Gerindra Andre Rosiade meminta manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk melakukan negoisasi terkait biaya sewa pesawat. Sebab, kata dia, Garuda menanggung beban berat karena harus membayar biaya sewa sampai Rp 1 triliun per bulan.
"Garuda ini korban pemeresan, korban pencurian yang dilakukan oleh waktu-waktu dahulu bahkan Pak Dirut juga saya minta betul-betul segera bernegoisasi dengan lessor sehingga bapak setiap bulan harus membayar Rp 1 triliun, US$ 75 juta untuk membayar lessor," ujarnya di Komisi VI DPR Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, sewa pesawat merupakan salah satu komponen terbesar struktur biaya. Dia mengatakan, selam 3 bulan ini pihaknya sudah melakukan negoisasi dengan pemilik pesawat.
"Diskusi kita dengan lessor hampir 3 bulan, kita diskusi apapun sampai kita mengancam lah istilahnya. Kalau lu nggak mau ngikutin gua ambil aja lah itu pesawatnya. Sampai kepada level itu. Tapi tampaknya semua lessor nggak ada yang mau ambil pesawat karena kondisi di luar juga nggak baik," ujarnya.
Dia membenarkan, biaya sewa pesawat yang mesti dibayar Garuda Indonesia per bulan sekitar US$ 70 juta atau sekitar Rp 980 miliar (asumsi kurs Rp 14.000). Pihaknya tengah mengejar kesepakatan dengan pemilik pesawat supaya turun US$ 15 juta hingga US$ 20 juta.
"Betul sekitar US$ 70 jutaan juta dan kita dalam posisi hari ini berhasil meyakinkan beberapa lessor tapi overall kita berharap dapat kesepakatan penurunan di level US$ 15 jutaan per bulan sampai US$ 20 juta. Ini kalau kita kalikan 12 kita akan sampai US$ 200 juta saving hanya dari lessor ini," terangnya.
Selain itu, Garuda juga mendapat permintaan dari pemegang saham untuk mengembalikan pesawat Bombardier dan ATR karena dianggap tidak cocok.
"Ini permintaan dari komisaris dan pemegang saham untuk segera mungkin mengembalikan Bombardier dan ATR karena dua jenis pesawat ini tidak cocok dengan Garuda," ujarnya.
Andre kemudian mempertanyakan apakah Garuda Indonesia menyewa pesawat tipe 777 dengan harga US$ 1,6 juta. Padahal, maskapai lain menyewa dengan harga US$ 800 ribu.
Menanggapi itu, Irfan tak ingin bercerita kenapa hal itu bisa terjadi. Dia bilang harga US$ 800 ribu merupakan harga pasar saat ini.
"US$ 800 ribu itu market price harga hari ini. Ini yang jadi basis kita untuk negosiasi dengan mereka untuk mendekati angka itu. Jadi itu yang kita harapkan karena manajemen lama juga sudah melakukan negosiasi dari November 2019 sudah cukup berhasil di beberapa lessor turun di 20%. Ini yang kita harapkan bisa secara terus-menerus bisa kita lakukan," paparnya.(dtc)
Posting Komentar
0Komentar