Bicaranews|Medan - Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) Sumatera Utara melaksanakan deklarasi di areal Monumen Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara, Kamis (27/8/2020).
Dalam kegiatan ini, para anggota KITA mengawali meletakkan bunga di monumen Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII. Deklarasi tersebut dihadiri koordinator KITA, Kyai H Maman Imanulhaq dan tokoh Sumut RE Nainggolan.
"Sebelumnya kita menyimpan bunga ini tanda kecintaan kami kepada pahlawan bangsa, kita akan mengheningkan cipta," jelas koordinator KITA, Kyai H Maman Imanulhaq.
"Bahwa menjadi Indonesia tidak sekedar kita berteriak soal merdeka. Menjadi Indonesia adalah mengakui bahwa kita betul-betul satu saudara. Apapun asal-usul kita, apapun asal-usul agama dan lain sebagainya. Kita diyakinkan oleh seluruh pendiri bangsa ini bahwa kalau kita yakin tuhan satu maka kita wajib bersatu. Kalau yakin tuhan tunggal maka kita manunggal. Disini tidak ada kelas dua kelas tiga tidak ada minoritas mayoritas. Semua hanya satu, Indonesia," tutur Maman.
Maman menyatakan, Kerapatan Indonesia Tanah Air atau KITA adalah koalisi independen yang menyemai, mengembangkan dan melestarikan tanah air Indonesia sebagai bagian dari diri identintas dan masa depan bersama. "Kita ini bukan organisasi politik, kita juga mengkritik pemerintah dengan kerja, dan ini merupakan seruan hati kita untuk tetap merawat Indonesia," jelasnya.
Rangkaian bunga tersebut kemudian diletakkan di depan tugu Sisingamangaraja XII dan para peserta deklarasi menuju pelataran luar taman makam untuk menyampaikan isi deklarasi KITA.
Selain itu, Tokoh Sumut RE Nainggolan menuturkan bahwa NKRI adalah harga mati. "Berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar Republik Indonesia, pada saat ini, harus semakin kita tegakkan sehingga NKRI harga mati," ujarnya.
"Kita Indonesia, kita bersatu, kita mendukung pemerintahan Jokowi, karena kita melihat Jokowi sungguh-sungguh membangun negara kita," sambungnya.
Dia juga mengajak agar setiap warga saling menghormati perbedaan. "Kita senantiasa harus menghargai perbedaan dan perbedaan itu adalah mutu manikam dari bangsa Indonesia," ungkapnya.(t/bn)
Posting Komentar
0Komentar