Bicara News - Anak adalah berkat dari Tuhan, dan banyak pasangan yang telah menikah yang belum juga mendapatkan berkat ini. Mereka sangat menginginkan diberikan keturunan, mereka telah berdoa dan bahkan konsultasi serta menjalani perawatan ke dokter kandungan namun belum juga mendapatkan buah hati yang mereka dambakan.
Terkadang, setelah bertahun-tahun menikah dan belum memiliki momongan juga, ada banyak pertanyaan dari keluarga dan komunitas yang semakin membuat beratnya beban yang mereka pikul. Bahkan, kadang mereka bertanya, apakah ada yang salah dengan hidup mereka?
Mengalami masalah ketidaksuburan atau kemandulan
Ketidaksuburan adalah diagnosis kedokteran ketika pasangan menikah yang sudah mencoba beberapa waktu lamanya namun belum juga mengandung seorang anak. Kondisi ini dialami oleh satu dari enam pasangan di usia subur.
Ya, hal ini dialami juga oleh orang Kristen, dan hal ini menjadi sebuah pergumulan berat bagi sebuah pasangan yang sulit untuk dimengerti oleh mereka yang tidak mengalaminya.
Yang memperburuk pergumulan mereka adalah tudingan bahwa kemandulan yang dihubungkan dengan dosa pribadi atau bahkan kutuk. Hal itu tentu membuat mereka tertuduh dan mematahkan semangat pasangan tersebut.
Namun sebagai orang Kristen kita tidak boleh membuat pernyataan atau tuduhan seperti itu, sebab seperti seorang buta yang disembuhkan Yesus, setiap keadaan kita dapat Allah gunakan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan (Yohanes 3:3-4).
Seperti yang dialami oleh tokoh-tokoh Alkitab seperti Sarah, Ribka, Leah, Rahel, Hana dan Elizabeth, mereka mengalami kemandulan dan kemudian Tuhan membuka rahim mereka, namun hal itu untuk sebuah tujuan khusus yang sudah Tuhan rancangkan untuk hidup mereka masing-masing.
Menemukan rancangan Tuhan dalam kehidupan pernikahan
Tuhan memiliki rencana atas setiap orang, termasuk dalam setiap pernikahan. Untuk itu penting bagi setiap pasangan untuk berdoa dan bertanya pada Tuhan tentang tujuan dan rencana Tuhan atas pernikahan mereka.
Dalam buku berjudul Sacred Marriage, Garry Thomas menyatakan bahwa jika pernikahan hanya untuk mengejar kebahagiaan semata, maka hubungan itu akan dilumpuhkan oleh rasa takut, rasa posesif, dan egoisme. Karena pernikahan Tuhan rancang untuk menggenapi rencana-Nya yang berpusat kepada kerinduan hati Allah. Tanpa keterlibatan dan komitmen untuk melayani, maka pernikahan menjadi kosong. Sebab kita diciptakan untuk melayani Tuhan. Hal ini bukan berarti kalian harus menjadi pergi ke suatu tempat dan menjadi misionaris, namun Tuhan memiliki rancangan unik untuk setiap orang dan pernikahan untuk melayani sesama di sekitarnya, dan melalui hal itu nama Tuhan dimuliakan.
Sebagai contoh mari kita melihat kehidupan Nuh, dalam Kejadian 5:32 dituliskan, “Setelah Nuh berumur lima ratus tahun, ia memperanakkan Sem, Ham dan Yafet.” Ya, penantian Nuh lebih panjang dari penantian Abraham, karena Nuh menunggu selama 500 tahun hingga akhirnya Tuhan mengaruniakan anak-anak kepadanya.
Namun dalam perjalanan hidupnya yang 500 tahun itu, Nuh mencari Tuhan dan menemukan misi utama pernikahannya, hingga akhirnya bersama isteri, anak-anak dan menantunya mereka membangun bahtera, tepat seperti yang diperintahkan Tuhan.
Di Alkitab tidak dituliskan bahwa setiap pernikahan dikaruniai anak, namun yang pasti Tuhan memiliki rencana dan misi bagi setiap orang dan setiap pernikahan. Percayalah, kehidupan bersama Tuhan dan menggenapi rencana-Nya yang besar dan ajaib akan membuat Anda semakin mengerti isi hati-Nya untuk hidup Anda.
Masih Ada Harapan dan Ada Kuasa Dalam Doa
Ada banyak ayat Alkitab yang menceritakan bagaimana tokoh-tokoh Alkitab berdoa agar diberikan keturunan, seperti Abraham yang diberikan janji Tuhan untuk kelahiran Ishak, juga bagaimana Ishak berdoa bagi istrinya :
“Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.” (Kejadian 25:21)
Ada juga Hana yang berjuang dalam doa hingga Tuhan mengaruniakan Samuel, dan bahkan Elizabeth yang pada masa tuanya mengandung Yohanes Pembabtis yang mempersiapkan jalan bagi pelayanan Yesus.(jawaban)
Posting Komentar
0Komentar