Bicara News|Medan - Pihak manajemen Gojek angkat bicara terkait aksi unjuk rasa ratusan driver ojek online (ojol) yang menuntut penghapusan program Berkat di depan Kantor DPRD Medan Jalan Kapten Maulana Lubis, Selasa (4/8/2020) siang.
Dian Lumban Toruan, Head of Regional Corporate Affairs Gojek wilayah Sumbagut mengatakan, Gojek terbuka untuk mendengarkan aspirasi dari berbagai komunitas yang konstruktif dan membangun demi kebaikan bersama. "Kami sebelumnya telah duduk bersama perwakilan Forum Aksi Merah Putih dan membahas serta memberikan respon atas permintaan yang disampaikan," katanya.
Menurutnya, kebijakan Putus Mitra (PM) yang dilakukan kepada mitra yang diwakili oleh FAMP merupakan salah satu bentuk penerapan sanksi yang diberikan Gojek terhadap pelanggaran berupa kecurangan yang dilakukan oleh oknum mitra Gojek.
Lumban Toruan menjelaskan, pelanggaran tersebut mengindikasikan terjadinya tindakan kecurangan berulang kali berupa order fiktif yang terbukti melalui data. "Tindakan kecurangan merupakan pelanggaran berat dan dapat dikenai sanksi PM, hal ini telah diketahui pula oleh seluruh mitra sejak awal bergabung dengan Gojek. Tata tertib dan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh mitra atau Tata Tertib Gojek diterapkan dengan tegas, terbuka dan adil demi menjaga keamanan dan keselamatan mitra driver serta pengguna layanan Gojek," ungkapnya.
Ditambahkannya, Tata Tertib Gojek telah disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan mitra driver dan pengguna layanan Gojek serta tercantum di aplikasi mitra, blog resmi mitra driver Gojek dan disebutkan kembali dalam berbagai kesempatan komunikasi yang dilakukan. Gojek menjunjung tinggi prinsip kejujuran dan keadilan.
"Hal ini kami lakukan untuk melindungi jutaan mitra driver lainnya yang bekerja secara jujur untuk keluarga mereka dan juga untuk melindungi para konsumen setia kami.
Kami juga sudah menyediakan forum diskusi bagi mitra driver yakni melalui program Kopdar yang rutin dilaksanakan. Di masa pandemik, Kopdar tetap dilaksanakan secara berkala secara virtual. Jadi demo itu tidak perlu, melalui Kopdar, mitra dapat langsung berdiskusi dua arah bersama manajemen Gojek," jelas Dian.
Terkait permintaan untuk menghapus program Berkat, Dian mengungkapkan bahwa program itu diterapkan mengingat pandemi COVID-19 telah berdampak pada semua lini kehidupan. Bagi Gojek, mobilitas masyarakat yang menurun drastis berdampak pada sepinya order yang dijalankan oleh jutaan mitra driver di seluruh Indonesia. Hal ini secara otomatis membuat mitra driver kesulitan mengumpulkan pendapatan harian.
"Untuk itu, saat ini Gojek melihat implementasi program BERKAT masih relevan untuk dapat memberi kesempatan kepada mayoritas driver membawa pulang pendapatan minimum yang memadai per harinya," kata Dian.
Dian menuturkan, program itu diharapkan dapat membantu mitra driver untuk tetap dapat menafkahi keluarganya di masa pandemi COVID-19 dengan membantu masyarakat memenuhi berbagai kebutuhannya di masa transisi.
"Kami terus memantau dampak pelaksanaan program ini kepada mitra driver untuk memastikan tujuan dari program BERKAT dapat tercapai. Selain itu, sejak awal pandemi COVID-19, kami telah meluncurkan program-program kesejahteraan mitra driver untuk membantu meringankan kesulitan yang dihadapi mitra driver dan ekosistem Gojek secara keseluruhan," terangnya.
Lanjut Dian, beberapa di antara program tersebut telah menjangkau mitra secara signifikan, seperti pembagian voucher sembako yang menjangkau 450 ribu mitra driver, pembagian voucher makanan gratis bagi mitra driver dan keluarga, mendatangkan 5 juta masker dan membagikan APD secara meluas di wilayah operasional Gojek, hingga mengupayakan restrukturisasi cicilan kendaraan bermotor bagi mitra driver lewat kerja sama dengan sejumlah perusahaan pembiayaan.
"Seluruh inisiatif tersebut kami lakukan meski Gojek sendiri juga ikut merasakan dampak yang signifikan akibat pandemi COVID-19, sebagaimana yang dirasakan oleh para pelaku industri lainnya," tutup Dian.(bn)
Posting Komentar
0Komentar