Bicaranews|Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak seluruh pihak dengan mewarisi semangat dan jiwa proklamasi untuk dapat bersatu membangun kekuatan bangsa dan negara.
"Agar kita dapat menentukan nasib bangsa dan tanah air di dalam tangan kita sendiri. Kita kuat karena bersatu, bersatu karena kuat," kata Ketua DPR RI Puan Maharani dalam pidato pengantar Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.
Ketua DPR RI itu lantas mengutip pernyataan Bung Karno: "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsa mu sendiri."
Pesan tersebut tentu menyiratkan betapa pentingnya persatuan bangsa dalam membangun Indonesia. Oleh karena itu, kebersamaan seluruh anak bangsa dalam membangun Indonesia begitu diperlukan.
"Diperlukan gotong royong dari semua anak bangsa. Kebersamaan yang bersumber dari cinta pada tanah air dan cinta pada bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berpancasila dan berbhinneka tunggal ika," katanya.
Ia melanjutkan, "Kerja bersama, gotong royong kita semua, MPR RI, DPR RI, DPD RI, dan Pemerintah, masing-masing mengambil satu usaha, satu amal, dan satu pekerjaan untuk kepentingan bersama, yaitu Indonesia."
"Semua untuk Indonesia, Indonesia untuk Semua," kata Puan Maharani menekankan.
Selain bersatu dan gotong royong, dalam pidatonya, Puan juga mengingatkan pentingnya pembangunan di segala bidang kehidupan negara dan masyarakat untuk menuju arah dan cita-cita kemerdekaan, seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945.
Tujuan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah RI secara tegas telah diguratkan dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 pada alinea keempat.
Dalam mewujudkan tersebut, Puan memandang perlu politik pembangunan untuk dapat mengelola, mengatur, dan mengendalikan sumber daya bangsa dan negara yang diarahkan untuk membangun kekuatan nasional.
"Pembangunan tanpa arah politik yang jelas, ibarat kapal tanpa kompas. Pembangunan tanpa dipimpin oleh visi dan misi politik pembangunan yang jelas, ibarat kapal tanpa nahkoda, yang akan hancur karena membentur karang atau tenggelam karena diterjang badai," ujarnya.(antara)