Presiden Joko Widodo (Jokowi) |
Bicaranews.com|Jakarta - Angka kasus kematian akibat virus Corona (COVID-19) di Indonesia tinggi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sejumlah instruksi untuk mengatasinya.
Arahan terbaru itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional secara virtual, Senin (28/9/2020). Jokowi memaparkan kasus aktif Corona di Indonesia menyentuh angka 22,46 persen yang lebih rendah dari rata- rata dunia 23,13 persen.
Namun, menurut Jokowi, angka akibat Corona di Indonesia sedikit lebih tinggi dari rata-rata dunia. Untuk itulah, Jokowi meminta dilakukan perbaikan-perbaikan. Jokowi menegaskan standar pengobatan COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).harus diterapkan.
Jokowi juga meminta persiapan secara detil pemberian vaksin Corona sudah bisa dilaporkan dalam 2 minggu.
Berikut 4 arahan terbaru Jokowi tekan kematian Corona yang tinggi:
Kasus Aktif Corona Rendah, Kematian Tinggi
Jokowi mengungkapkan kasus aktif Corona di Indonesia mencapai 22,46 persen. Angka ini lebih rendah daripada rata-rata kasus dunia, yaitu 23,13 persen.
"Data yang saya peroleh per 27 September 2020, rata-rata kasus (virus Corona) aktif di Indonesia itu 22,46 persen, 22,46 persen. Ini sedikit lebih rendah daripada rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 23,13 persen. Saya kira ini baik untuk terus diperbaiki lagi," papar Jokowi.
Namun, kata Jokowi, kematian akibat Corona di Indonesia sedikit lebih tinggi dari rata-rata dunia, di mana Indonesia mencapai 3,77 persen dan rata-rata kasus kematian Corona di dunia 3,01 persen.
Menurut Jokowi, hal inilah yang menjadi tugas pemerintah untuk menekan kasus kematian.
Demikian juga angka kesembuhan dari Corona di Indonesia yang lebih rendah dari rata-rata dunia, yaitu 73,76 persen berbanding 73,85 persen. Hingga Minggu (27/9), kasus positif Corona kumulatif di Indonesia mencapai 275.213 dan total pasien sembuh 203.014 orang.
Terapkan Standar Pengobatan COVID
Jokowi menekankan standar pengobatan COVID-19 dari Kemenkes harus diterapkan guna meningkatkan angka kesembuhan dari virus Corona. Jokowi menegaskan standar pengobatan untuk pasien COVID-19 harus mengikuti pedoman dari Kementerian Kesehatan. Standar itu harus diterapkan di semua tempat perawatan hingga wisma karantina.
"Oleh sebab itu saya tadi malam mendapatkan laporan dari wakil ketua komite dan juga dari menteri kesehatan bahwa standar untuk pengobatan semuanya sudah diperintahkan untuk mengacu pada standar yang diberikan oleh Kemenkes baik itu di ICU, di ruang isolasi dan wisma karantina," katanya.
Jokowi menegaskan penerapan standar pengobatan itu penting diterapkan. Sehingga diharapkan dengan standarisasi itu dapat menekan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan dari virus Corona.
"Ini penting sekali sehingga kita harapkan nanti angka kematian akan semakin menurun kemudian angka kesembuhan akan semakin lebih baik lagi," jelasnya.
Targetkan Detail Rencana Vaksin Corona Kelar 2 Minggu
Jokowi meminta kepada Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional untuk merencanakan pemberian suntikan vaksin Corona kepada masyarakat sedini mungkin. Persiapan secara detil diminta sudah bisa dilaporkan dalam 2 minggu.
"Saya minta untuk rencana vaksinasi, rencana suntikan vaksin, direncanakan secara detil, seawal mungkin. Saya minta dalam 2 minggu ini sudah ada perencanaan yang detil," ujar Jokowi.
Persiapan-persiapan yang dimaksud mulai dari kapan waktunya, di mana akan dilakukan, hingga pelaksana maupun relawan uji vaksin. Dengan begitu, saat vaksin sudah siap, kata Jokowi, semua tinggal dijalankan.
"Kapan dimulai, lokasinya di mana, siapa yang melakukan, siapa yang divaksin pertama, semuanya harus terencana dengan baik," sebutnya.
"Sehingga saat vaksin ada itu tinggal langsung implementasi, pelaksanaan di lapangan," lanjut Jokowi.
Pemerintah tengah menyiapkan vaksin lokal untuk virus Corona, Vaksin Merah Putih. Saat ini, bibit Vaksin Merah Putih tengah dikembangkan Lembaga Molekuler Eijkman di Jakarta. Bibit vaksin yang dikembangkan berasal dari isolat virus Corona yang beredar di Indonesia.
Mini Lockdown Efektif, Jangan Generalisir Satu Provinsi
Jokowi meminta intervensi pengendalian penyebaran virus COVID-19 berbasis lokal ditingkatkan. Presiden Jokowi meminta arahan ini diteruskan kepada pemerintah di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
"Yang berkaitan dengan intervensi berbasis lokal, perlu saya sampaikan sekali lagi pada komite bahwa intervensi berbasis lokal ini agar disampaikan kepada provinsi, kabupaten, kota," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan intervensi berbasis lokal atau pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) lebih efektif dalam mengendalikan penularan virus. Presiden Jokowi menekankan lagi, mini lockdown yang diterapkan berulang dinilai efektif.
"Artinya pembatasan berskala mikro baik itu di tingkat desa, kampung, RW/RW, kantor/ ponpes, saya kita itu lebih efektif. mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif," kata Jokowi.
Jokowi mengingatkan agar pemerintah setempat tak menerapkan kebijakan lockdown secara general di wilayahnya.
Menurut Jokowi, lockdown secara general di suatu wilayah dapat menimbulkan kerugian bagi banyak orang.
"Jangan sampai kita generalisir satu kota, kabupaten, apalagi provinsi. Ini akan merugikan banyak orang," tandas dia.(detikcom)
Posting Komentar
0Komentar