Bicaranews.com|Medan – Setelah berjuang melawan penyakit yang di deritanya, anak berusia 7 tahun bernama Asdun Anggiat Hutahaean hembuskan nafas terakhir.
Anak dari pasangan suami-istri Rando Hutahaean (40 tahun) dan Jawasti Mendrofa (36 tahun) warga Desa Muara Ore, Kecamatan Sirandorung, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut itu sebelumnya dirujuk ke RSUD Pandan guna mendapatkan perawatan medis lebih lanjut karena dinyatakan menderita Gizi Buruk dengan penyakit penyerta yakni Hidrosefalus.
Kabar duka tersebut, kemudian beredar di media sosial, setelah pegiat facebook Sibolga dan Tapteng, Moranaluhole Tangunan, membuat satu postingan ungkapan turut berdukacita sekaligus memohon uluran untuk meringankan beban keluarga, Rabu pagi (23/9/2020).
“#TURUT BERDUKA CITA ATAS BERPULANGNYA ADEK ANGGI HUTAHAYAN, jika amang dan inang masih ada yang mau berbagi untuk membantu keluarga kepulangan almarhum dari medan ke Muara Ore kami masih siap mengkordinir…
Perwakilan TBUP Amang Appri Hutabarat dan Irfan Simatupang sudah menyerahkan aksi sosial kita, setiba di tempat adek kita menghenbuskan nafasnya yg tetakhir.” tulisnya dalam akun facebook.
Postingan tersebutpun mendapat respon dan komentar pengguna facebook lainnya. Sejumlah ungkapan belasungkawa disampaikan.
Bahkan, ada juga yang turut memberikan sumbangan membantu keluarga tersebut.
Sayang, informasi secara detail, kapan sebenarnya anak tersebut menghembuskan nafas terakhirnya belum diperoleh.
Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melalui Bupati langsung menginstruksikan untuk memberikan penanganan cepat.
Karena mendapat informasi dari Camat Sirandorung Harapan Malau, bahwa Asdun Anggiat Hutahayan, sejak berumur 1 tahun 8 bulan, telah dinyatakan menderita Gizi Buruk dengan penyakit penyerta Hidrosefalus.
“Sebelumnya, pada tahun 2015 yang lalu sudah pernah ditangani oleh pihak Puskesmas Sirandorung bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah,” Ujarnya.
Namun, pasien dari RSUD Pandan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan di Kota Medan untuk dilakukan operasi dengan biaya yang berhasil dikumpulkan masyarakat Desa Muaraore secara swadaya.
Akan tetapi, penyakit tersebut ternyata tak sembuh. Dan, Direktur RSUD Pandan dr. Rikky Nelson Harahap, M.Kes pada Minggu (20/09/2020) malam menyampaikan, pasien telah ditangani oleh 2 dokter spesialis. Yaitu dokter spesialis anak dan dokter sepesialis bedah.
Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan disimpulkan agar pasien dapat segera ditangani lebih maksimal maka akan dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan di Kota Medan, sebelum akhirnya meninggal. (BrtTapanuli/bn)
Posting Komentar
0Komentar