"Obat kita yaitu pendisiplinan protokol kesehatan, itu obat untuk COVID-19. Tapi masih kita lihat begitu banyak rakyat yang harus dengan hukuman. Tipiring seperti yang kalian pantau ini," kata Edy di lokasi operasi, Selasa (15/9/2020).
Edy kemudian mengaku heran warga yang terjaring operasi yustisi gara-gara tak memakai masker lebih memilih menyapu daripada menyanyikan lagu nasional. Dia menilai seharusnya warga lebih mudah jika hanya menyanyi lagu nasional.
"Rakyat yang dihukum pun nyanyi Satu Nusa Satu Bangsa atau nyanyi Padamu Negeri atau nyapu, pilih nyapu aja katanya. Lagu wajib aja rakyat kita masih seperti itu. Kalau tidak kita yang menghapal lagu itu, masak orang Malaysia yang suruh ngapal, orang Thailand suruh ngapal, apalagi orang Amerika. Ini tolong disosialisasikan untuk masyarakat kita," ucapnya.
Edy mengatakan operasi Yustisi dilakukan di 33 kabupaten dan kota di Sumut. Operasi dilakukan di 1.400 titik.
"Sudah diperbanyak, diperluas, dari 33 kabupaten/kota itu ada 1.400 titik anggota yang harus melakukan seperti ini (operasi yustisi)," jelas Edy.
Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin mengatakan operasi Yustisi akan dilakukan selama 2 pekan. Menurutnya, operasi ini dilakukan karena kasus positif Corona yang terus melonjak di Sumut.
"Kita diberi waktu oleh bapak Menko Maritim, Menko Polhukam, bapak Kapolri, kita diberi waktu selama dua minggu, karena pertambahan yang terkonfirmasi terkena Corona virus ini signifikan pertambahannya," kata Martuani.(detikcom/bn)
Gubernur Edy Heran Warga Lebih Pilih Nyapu Dibanding Nyanyi Lagu Nasional
By -
September 15, 2020
0
Bicaranews.com|Medan - Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi didampingi Kapolda Sumut Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi meninjau pos Operasi Yustisi di Lapangan Merdeka, Medan. Edy menyebut banyak warga yang harus diberi hukuman agar mematuhi protokol kesehatan.
Posting Komentar
0Komentar