Bicaranews.com|Moskow - Polisi di kota Moskow, Idaho menangkap tiga orang jemaat gereja Christ Church setelah menyanyikan lagu rohani di ruang publik.
Peristiwa ini terjadi ketika sebuah gereja setempat memutuskan untuk mengadakan ibadah di sebuah ruang publik yang dihadiri sebanyak 150 hingga 200 orang.
Gabriel Rench, yang menjabat selaku diaken gereja dan yang dikenal sebagai kandidat yang maju sebagai pejabat daerah dari Partai Republik, adalah salah satu dari wanita yang ditangkap tersebut.
Berdasarkan laporan Kepala Polisi Moskow James Fry, penangkapan itu dilakukan karena ketiganya tidak mengikuti protokol kesehatan, seperti tidak mengenakan masker dan juga tidak menjaga jarak sosial. Sehingga tindakan mereka dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap aturan pemerintah.
Sesuai dengan aturan protokol kesehatan kota setempat, semua warga diwajibkan mengenakan masker dan menjaga jarak setidaknya 6 kaki saat mengadakan pertemuan publik dimanapun.
Namun pendeta gereja tersebut Ben Zornes memberikan pembelaan bahwa ibadah terbuka itu sebenarnya diselenggarakan sebagai bentuk aspirasi supaya pandemic saat ini bisa segera berlalu dan keadaan kembali normal. Karena itulah, pemimpin gereja dan jemaat menyanyikan lagu hymne dari Mazmur.
Terkait masalah ini, pihak gereja pun secara terbuka menyampaikan kronologi yang terjadi secara jelas melalui laman Facebooknya pada Kamis (24/9) lalu. Demikian dituliskan, “Kemarin Christ Churh membawakan pujian Mazmur di balai kota (Idaho). Kami tiba di sana pada pukul lima kurang seperempat, menyanyikan tiga Mazmur atau himnem lalu doksologi dan kemudian pulang. Lagu-lagunya adalah Mazmur 20, Mazmur 124 dan Amazing Grace. Saat kami tiba di lokasi, polisi telah menunggu kami. Salah satu dari mereka memberi tahu saya bahwa kami harus menjaga jarak atau memakai topeng atau menghadapi kutipan.”
Douglas Wilson yang mempublikasikan postingan tersebut menyampaikan bahwa saat itu dia baru membawakan doa singkat dan mulai bernyanyi. Dan selama lima belas menit bernyanyi, tiga orang diantaranya ditangkap dan dua lainnya diinterogasi.
Seperti diketahui, pemerintah setempat di berbagai wilayah di Amerika memang tengah memberlakukan pembatasan pada pertemuan keagamaan. Namun aturan ini rupanya banyak mengundang protes dari umat beragama, khususnya gereja. Di California sendiri, beberapa gereja terang-terangan melanggar aturan tersebut dan menyebutnya sebagai aturan yang bertentangan dengan konstitusi dan kebebasan beragama.
Aturan pembatasan sosial yang ketat inilah yang hingga saat ini menjadi perbincangan hangat di lingkungan gereja. Meski begitu, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah pusat terkait persoalan massive ini.
Mari berdoa supaya setiap gereja memahami situasi yang sedang terjadi di seluruh belahan dunia. Karena pandemic Covid-19 bukanlah ilusi belaka, melainkan sesuatu yang nyata dan mengancam banyak nyawa.
Sumber : Christianpost.com
Posting Komentar
0Komentar