Bicaranews.com|Makassar - Kericuhan akibat unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), masih ricuh hingga malam ini. Massa yang bertahan di Jalan Urip Sumoharjo membakar videotron di depan Kantor Gubernur Sulsel hingga sejumlah motor milik polisi.
Insiden perusakan dan pembakaran tersebut bermula saat barisan mahasiswa di depan kampus Universitas Bosowa (Unibos), Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, terus dipukul mundur ke arah kantor Gubernur Sulsel atau sekitar 400 meter ke belakang.
Lalu sekitar pukul 22.00 Wita, mahasiswa yang mundur hingga ke kantor Gubernur Sulsel langsung berbalik membakar videotron di depan kantor Gubernur Sulsel.
"Massa aksi dipukul mundur mengarah ke arah depan kantor Gubernur hingga merusak dengan cara membakar videotron di depan kantor Gubernur," kata Kasi Humas Polsek Panakkukang Bripka Ahmad Halim, Kamis (8/10/2020).
Tak sampai di situ, dua unit motor pengurai massa polisi juga hangus terbakar. Kedua motor tersebut terbakar akibat lemparan molotov.
"Kalau motor raimas, itu awalnya mobil tambora yang dilempar molotov, cuma molotov terpantul dan kena motor," kata Bripka Halim.
Tak sampai di situ, massa aksi juga dilaporkan membakar dua unit motor di area kantor Gubernur Sulsel. "Hangus juga itu dua motor matic," katanya.
Lalu sekitar pukul 22.20 Wita, massa aksi telah berhasil dibubarkan oleh aparat. Insiden pembakaran videtron dan pembakaran motor tersebut menjadi momentum polisi semakin memukul mundur massa aksi dan melakukan pembubaran.
"Selepas insiden pembakaran massa kita bubarkan," katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Amson Padolo menyesalkan adanya aksi pembakaran videotron tersebut. Padahal videotron tersebut baru dipasang pada 2019 lalu dengan harga sekitar Rp 900 juta.
"Menurut informasi itu dibakar massa yang bergeser (dipukul mundur) dari Gedung DPRD mampir di depan Kantor Gubernur dan dibakar (videotron)," kata Amson.
sumber:detikcom
Posting Komentar
0Komentar