Bicaranews.com|Humbahas - Sebuah konten video transaksi penyerahan sejumlah uang biaya mengatur proyek (fee proyek) dari oknum dua rekanan penyedia jasa kepada seseorang mirip Kepala Dinas Pertanian Humbang Hasundutan berinisial JM beredar dan viral di media sosial.
Video yang berdurasi 9 menit 11 detik itu sontak menjadi bahan perbincangan hangat di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Humbahas. Banyak yang menyayangkan beredarnya video dugaan suap proyek yang dilakukan pejabat eselon II Humbahas tersebut.
Dalam video itu terlihat sejumlah pecahan uang kertas seratus ribu rupiah diberikan seorang penyedia barang dan jasa kepada seorang mirip Kadis Pertanian Humbahas di ruang kerjanya.
Dalam pembicaraan terdengar aksi tawar-menawar besaran fee proyek paket pekerjaan yang ditenderkan. Tawaran pertama dari angka 10 persen hingga disepakati menjadi 14 persen.
Oknum pejabat dalam pembicaraan mereka terlihat memakai kaca mata sambil bekerja di atas meja bercorak warna kecokletan. Mereka berdialog dengan serius masalah tawar-menawar paket berikut lokasi pekerjaan proyek. Percakapan itu diduga di ruang kerja gedung perkantoran pemerintah dengan pintu terbuka. Mereka berdialog dengan bahasa Batak.
Di dinding ruang kamar kerja terlihat dua pajangan foto dengan bingkai ukuran sedang mirip Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor dan Wakil Bupati Saut Parlindungan Simamora.
Dalam video itu terlihat seorang yang diduga sebagai perekam video menyuruh rekannya mengeluarkan dan memberi kepada oknum yang mirip Kadis Pertanian Humbahas berinisial JM. "Lean-leanton hepengi, pasahat ma (kasih saja uangnya)," kata salah satu rekanan yang diduga sebagai perekam video.
Lantas terdengar ada tolakan oknum Kadis itu di hadapan penyedia jasa. Dia meminta agar uang itu disimpan sementara.
“Nasongon dia do haroa, nahurang do (bagaimana rupanya, apa uang ini kurang?),” sambung perekam video.
Desakan pun terucap kembali dari perekam video. Dia berharap setoran bisa diterima dengan angka 10 persen.
“Sadia ndang moru asa binoto, mangelek hami 10. Hami nadua do mangkarejoi. Jadi artina diorui abang saotik nai ndang boi be? Biasa tender 10 persen do. Nunga godang disukkun hami. Sampe mangido tolong iba tu bupati, jala dioloi do (berapa tidak kurang biar kami tahu, kami minta 10. Kami duanya yang kerjakan. Berarti abang tidak bisa kurangi sedikit pun? Biasa dalam tender 10 persen saja. Sudah banyak kami tanya. Sampai minta bantu sama bupati, dia juga mau)," kata perekam video dalam percakapan dengan pria mirip Kepala Dinas Pertanian Humbahas itu.
Dalam video juga terdengar pernyataan oknum mirip Kadis Pertanian yang menyebutkan bahwa fee proyek yang mereka terima di dinas itu selama ini dari para rekanan sebesar 15 persen. Namun setelah beberapa kali tawar-menawar, akhirnya disepakati sebesar 14 persen.
Transaksi penyerahan uang pun terlihat pada menit ke 8 detik ke 30. Dalam perbincangan mereka bahwa pembayaran lanjutan akan dilakukan setelah pengumuman tender selesai.
“Na di Onan Ganjang i ma di hami. Maksud na buti, kaluar pengumuman sisa na i. On hulean hami majo Rp50 juta (Paket yang di Onan Ganjang sama kami. Maksud kami begini bang, setelah keluar pengumuman saja sisanya. Ini kami kasih uang Rp50 juta),” kata pria perekam video yang berambut cepak itu kepada oknum mirip Kadis.
Setelah uang diterima oknum mirip Kadis itu, lekas dia menyimpan di laci samping kanan meja kerjanya. “Awas sodibereng jolma (awas dilihat orang),” kata oknum mirip Kadis sambil mengambil dan memasukkan uang itu ke dalam lacinya.
Usai transaksi uang, dalam video itu mereka terdengar membicarakan seputar proses Pilkada Humbahas.
Seperti dilansir hariansib, Plt Bupati Humbahas Saut Parlindungan Simamora mengatakan akan segera memanggil oknum Kadis Pertanian tersebut untuk mengklarifikasi kebenaran video itu. Kata dia penyebar video itu tidak boleh disalahkan sepanjang video itu benar adanya dan siap untuk mempertanggungjawabkannya.
“Kalau memang itu nyata, tidak salah kan itu beredar. Kita tidak boleh menyalahkan pengedar video itu karena hak orang untuk menyebarkan itu. Ya mungkin dia siap untuk menindaklanjuti. Tapi, kalau seperti ini, itu bukan urusan kami lagi. Ini sudah masuk ke ranah hukum. Tapi dalam waktu dekat, saya akan panggil dia untuk mengklarifikasinya. Bagaimana sebetulnya kebenarannya. Saya akan panggil dia. Kalau dia merasa dirugikan karena beredarnya video itu, hak dia untuk melaporkannya ke penegak hukum. Tapi sebagai atasannya, wajar dia dipanggil, untuk menerima keterangannya,” katanya dikutip dari hariansib.
Hal yang sama juga disampaikan Sekdakab Humbahas Tonny Sihombing. Sebagai Ketua Baperjakat Humbahas dan sesama ASN, dia mengaku sangat prihatin melihat video yang beredar tersebut.
“Jika melihat dari video itu, kita sangat prihatin. Kenapa itu sampai terjadi. Apalagi kita sesama pegawai, kita kasihan. Apalagi sudah punya keluarga. Jadi masalah proses hukum, kita melihat kebenarannya dulu. Karena ini masih praduga tak bersalah,” ucapnya.
Namun terkait video tersebut, Kadis Pertanian Humbahas Junter Marbun ketika dihubungi wartawan, Kamis (29/10) malam tidak bersedia menjawab saluran telepon. Begitu juga ketika ditanyai melalui aplikasi WhatsApp, juga tidak bersedia memberikan jawaban. (hariansib/bn)
Posting Komentar
0Komentar