Kepada masyarakat, Gubernur menyampaikan, kemudahan bertransaksi non tunai menjadi satu keniscayaan di masa sekarang dengan berbagai kemajuan teknologi yang ada. Sebab akan melahirkan kenyamanan dalam transaksi jual beli, tanpa pembeli harus membawa uang tunai ke dalam pasar.
“Inilah modernisasi menggunakan digitalisasi yang dikembangkan oleh Bank Sumut. Jadi ini bukan karena Covid-19, meskipun implikasinya (kondisi pandemi) kepada keadaan ekonomi,” sebut Gubernur.
Namun dengan model transaksi non tunai, akan mendukung upaya menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Di antaranya menjaga jarak dan tidak bersentuhan langsung, hanya menggunakan ponsel pintar melalui e-banking dan sejenisnya untuk transaksi.
Termasuk juga memudahkan pembeli untuk memesan dan dapat diantar ke tempat tujuan melalui layanan ojek yang saat ini banyak digunakan masyarakat. “Kalau dia menggunakan e-banking, tentu akan lebih mudah. Jadi dia (pembeli) tidak perlu datang ke pasar, sudah bisa. Melalui aplikasi, kita beli dan diantar oleh ojek online (daring). Dan semua bisa berlaku,” sebutnya.
Dengan demikian, lanjut Gubernur, di masa adaptasi kebiasaan baru ini laju perekonomian bisa tetap berjalan dan bahkan ditingkatkan melalui sistem daring tanpa harus membawa uang tunai, atau bahkan tanpa harus datang ke pasar.
“Selain itu, kemudahan lainnya adalah untuk pedagang. Mereka tidak perlu meninggalkan atau menutup toko jika harus membayar kewajiban seperti pajak, retribusi dan lainnya. Dan ini memang harus sudah ada. Karena itu kami berharap Bank Sumut terus mengembangkan inovasi seperti digitalisasi transaksi ini. Dengan begitu, Sumatera Utara akan lebih bermartabat,” jelasnya.
Direktur Utama (Ditur) PT Bank Sumut Muhammad Budi Utomo menyampaikan, program digitalisasi transaksi seperti untuk pedagang pasar ini bertujuan membangkitkan denyut perekonomian Sumut. Hal ini juga sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang digagas Pemerintah Pusat dalam rangka mengembalikan perekonomian masyarakat yang jatuh di masa pandemi Covid-19 sejak Maret lalu.
Karena itu pula, langkah ini akan dilanjutkan kepada sektor lain yang belum terlayani oleh akses perbankan seperti UMKM. “Kami juga berupaya memberdayakan para pedagang pasar di masa pandemi ini dengan menyediakan akses permodalan yang mudah melalui program unggulan Bank Sumut yaitu KUR Super Mikro serta digitalisasi pasar dengan menyediakan produk perbankan yang dapat memenuhi kebutuhan transaksi pedagang pasar maupun masyarakat untuk memiliki rekening dengan saluran jaringan Bank Sumut,” jelasnya.
Begitu juga dengan pemerintah daerah (kabupaten/kota), kata Budi Utomo, pihaknya berharap digitalisasi pasar kiranya dapat membantu meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) melalui pembayaran retribusi dan pajak yang kini telah dapat dilakukan melalui rekening Bank Sumut. Termasuk pengembangan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif atau Laku Pandai (izin OJK), e-Commerce, Q-ris serta Pojok UMKM.
“Bank sumut juga menjadi salah satu bank penerima penempatan dana pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN), dengan total nilai total penempatan sebesar Rp1 Triliun. Kami berkomitmen untuk meningkatkan dana tersebut menjadi dua kali lipat yang akan ditujukan untuk sektor ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan. Begitu juga per 2 November 2020, Bank Sumut telah menyalurkan dana PEN sebesar Rp301 miliar kepada lebih dari 1.968 debitur,” jelas Budi.
Program ini, kata Budi, akan dilanjutkan ke pasar lainnya seperti yang dilakukan saat ini antara Bank Sumut dengan PD Pasar Kota Medan. Dirinya pun berharap Bank Sumut menjadi bank bagi rakyat Sumut.
Pjs Walikota Medan Arief Sudarto Trinugroho yang juga hadir di tempat itu, menyampaikan dukungannya terhadap teknologi transaksi digital tersebut. Karena itu, melalui PD Pasar selaku BUMD pengelola pasar di Kota Medan, pihaknya akan melakukan perbaikan fasilitas dan pelayanan di pasar-pasar yang ada, agar kemudahan yang telah diciptakan diikuti kenyamanan berbelanja bagi masyarakat dengan harapan antusis warga mengunjungi pasar semakin tinggi.
Mewakili pedagang di pusat pasar, Masliana Siregar mengaku senang dan bangga. Karena selain diberikan perhatian oleh Bank Sumut, juga berkesempatan bertemu Gubernur, Pjs Walikota dan pejabat lainnya. Sebagai pedagang kain songket, dirinya merasa terbantu dalam hal memenuhi kewajiban seperi listrik, air, retribusi dan lainnya tanpa harus meninggalkan tokonya.
“Jadi para petugas (Bank Sumut) juga memberikan solusi kebutuhan kepada kami. Kami berharap Bank Sumut ke depan semakin maju dan menjadi tuan rumah di Sumut,” sebutnya.
Dalam kegiatan tersebut, Gubernur juga menyerahkan bantuan kredit kepada sejumlah pedagang secara simbolis, membuka tirai ‘Sapa Pedagang Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional’ di lokasi Pusat Pasar, menyaksikan langsung penggunaan aplikasi transaksi digital dari Bank Sumut serta berkeliling di pusat pasar sekaligus membeli beberapa barang dengan mencoba transaksi digital tersebut.
Hadir di antaranya Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat, Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara Yusup Ansori, Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution dan pejabat lainnya.(rel/bn)
Posting Komentar
0Komentar