Bicaranews.com|Medan - Sedikitnya lima orang meninggal dunia akibat keracunan gas dari kebocoran pipa gas milik PT Sorik Marapi Geothermal Plant (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatra Utara (Sumut), Senin (25/1).
“Lima orang meninggal dunia dan 24 orang pingsan akibat keracunan gas,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi melalui pesan singkatnya.
Ia mengatakan identitas korban meninggal dunia, yakni Suratmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), Syahrani (14), Lestari Sinaga, dan Dahni.
“Satu di antara korban meninggal adalah personel polisi yakni Aipda Lestari Sinaga. Meninggal sewaktu menolong warga,” katanya pula.
Dia menjelaskan peristiwa keracunan itu berawal saat salah satu pekerja PT SMGP berinisial DD membuka keran master palep untuk mengalirkan panas bumi atau fluida ke pipa sbend, dan membuka kran isolasi palep panas bumi atau fluida mengalir ke silencer tersebut.
“PT SMGP ini sedang membangun power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pengerjaannya sudah berjalan selama 80 persen,” katanya.
Saat pipa keran isolasi panas bumi itu dibuka malah mengeluarkan gas beracun. Kemudian warga yang mengetahui itu mendatangi pekerja PT SMGP memberitahukan agar menutup keran isolasi tersebut.
“Warga yang mendatangi lokasi tersebut malah keracunan gas,” katanya.
Hal ini juga dibenarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina.
” Benar kejadiannya kira-kira jam 11 kita menerima berita, saya sedang menuju lokasi. Itu korbannya ada 27 lagi dirawat di rumah sakit umum, sedangkan sementara yang meninggal dunia ada 5 orang ,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, M Yasir Nasution.
Sejauh ini para korban adalah warga Desa Sibanggor Julu. Mereka diduga keracunan karena terpapar gas. “Itu kan pipa yang melewati persawahan, jadi mungkin masyarakat lagi bekerja di sana,” jelas Yasir.
Tim perusahaan dari PLTP Sorik Marapi, kata Yasir, masih melakukan penyisiran di kawasan itu.
Sementara BPBD terus berkoordinasi dengan aparat setempat, seperti kepala desa, untuk memastikan ada tidaknya korban lain. “Perusahaan lagi penyisiran di lokasi-lokasi yang dianggap rawan apakah masih ada lagi korban yang belum ditemukan,” jelasnya.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), sementara para korban sudah dilarikan ke rumah sakit setempat. ( ant/ Tim)
Posting Komentar
0Komentar