Bicaranews.com|Jakarta - Kecintaan khalayak luas terhadap Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) sangat luar biasa. Terbukti, hanya dalam tempo kurang dari 1 jam, terhimpun dana pensiun HKBP kurang lebih Rp 5,2 milyar untuk membantu gereja terbesar di Asia Tenggara yang sedang dibelit masalah keuangan ini.
Pertemuan “Kasih Pemerhati HKBP” yang digelar di Sopo DEL, Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (10/4/2021) merupakan acara lanjutan yang digagas Menteri Koordinator (Menko) bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan (LBP). Tujuannya adalah mengatasi krisis dana pensiun HKBP.
Tampak, Luhut Binsar Panjaitan didampingi Devi Simatupang (istri), Yasonna Hamonangan Laoly (Menteri Hukum dan HAM), dan Robinson Butarbutar Ephorus HKBP.
Sejumlah tokoh Batak lainnya pun datang dalam perhelatan tersebut. Yaitu dari kalangan pengusaha, pengacara, birokrat, anggota legislatif, petinggi korporasi, Bupati Humbang Hasundutan, Bupati Tapanuli Utara, Bupati Simalungun, dan Bupati Dairi.
Dalam kesempatan itu, Luhut Panjaitan meminta agar orang Batak bahu-membahu. Termasuk dalam mengatasi persoalan keuangan HKBP sekarang.
“Orang Batak itu hebat-hebat. Tapi kalau nggak bersatu, percuma saja. Saya sudah 74 tahun, mungkin yang tertua di sini. Saya berpesan mari kita saling kompak,” kata dia dengan bersemangat.
Selain pertemuan secara fisik di Ball Room Samisara, sekitar 400 orang mengikut acara ini secara virtual. Mereka berada di pelbagai tempat, termasuk di HKBP yang jauh di pedalaman Sumatera Utara.
Atas kegiatan tersebut, Ephorus HKBP pun mengucapkan terimakasih kepada seluruh hadirin yang hadir dalam acara acara itu.
Semangat kami, termasuk para pendeta yang sudah pensiun, sekarang kembali membesar. Beban berat kami selama ini serasa hilang. Terimakasih untuk bapak dan ibu sekalian yang telah bermurah hati,” ucapnya.
Orang nomor satu HKBP tersebut memuji acara ini sebagai sesuatu yang asyik dan konstruktif.
“Berjalan santai, hangat, penuh sukacita, dan melibatkan banyak orang termasuk mereka yang ikut secara virtual (Zoom). Juga, banyak informasi penting yang kita dapat terkait dengan pembangunan di kawasan Danau Toba sekarang,” lanjut dia.
Mengakhiri Krisis
Sebelumnya, diketahui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melayangkan surat tegoran ke HKBP pada Januari 2021. Pasalnya gereja yang lahir pada 7 Oktober 1861 ini menunggak dana pensiun sebesar Rp116 Milyar. Kejadian ini menjadi pokok bahasan yang seru selama beberapa pekan, terutama di media sosial. Jika tidak segera diselesaikan, pada penghujung 2021 tunggakan ini akan meningkat menjadi Rp144,8 milyar.
Lewat siaran pers tertanggal 9 Maret 2021, Robinson Butarbutar lantas menjelaskan duduk masalah. Ia menyatakan masalah muncul terutama karena dana persembahan ke-2 (pelean paduahon yang kata lainnya namarboho) berkurang jauh jumlahnya akibat pandemi Covid-19.
“Sebelumnya, dana yang dihimpun khusus untuk membiayai kegiatan Kantor Pusat, Pearaja ini rata-rata Rp 5-7 milyar per bulan. Setelah pandemi, untuk mengumpulkan Rp3,5 milyar saja sudah sulit betul,” ucapnya.
Padahal, lanjut dia, untuk membiayai pegawai Kantor Pusat sebanyak 641 orang membutuhkan Rp3,5 milyar per bulan. Belum lagi untuk dana pensiun, belanja bulanan, kesekretariatjenderalan, dan kegiatan di 3 bidang, yaitu Diakonia, Marturia, dan Koinonia.
Hal itu terjadi, menurut Ephorus, karena peserta dana pensiun tidak disiplin menjalankan kewajibannya.
Selain karena tidak tertib administrasi, lanjut dia, sebagian mereka memang berasal dari gereja yang kemampuan finansialnya kurang. Sebagai catatan, Tapanuli Raya, tempat sebagian besar geraja HKBP berada hingga kini masih terbilang sebagai kantong kemiskinan di Sumatra Utara.
“Sesungguhnya, krisis keuangan ini tidak terjadi setahun ini saja. Sejak masa kepemimpinan Ephorus WTP Simarmata (2008-2016) pun perkara finansial sudah membelit. Dan itu berlanjut di era Ephorus Darwin Lumban Tobing (2016-2020). Jadi, yang terjadi sekarang klimaksnya saja,” beber Robinson.
Untuk menanggulangi hal itu, Pendeta Robin Butarbutar mencanangkan “Gerakan Seribu Rupiah melunasi Hutang HKBP ke Dana Pensiun HKBP”. Dalam hal ini setiap jemaat diminta menyisihkan Rp 1.000 per hari.(sumber:idnnews)
Posting Komentar
0Komentar