Bicaranews.com|Humbahas - Persoalan tragedi yang terjadi di Dusun Nambadia terus menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Humbang Hasundutan (Humbahas) terlebih di Group Media Sosial (Medsos) Facebook Kabar Kabari Humbang Hasundutan.
Bahkan dalam Group tersebut beberapa bagian dari masyarakat ada yang selalu menganalisa dan membuat statement seakan tragedi itu betul atau tidak yang ditandu itu orang atau tidak.
Supaya tidak menimbulkan debat kusir di media sosial dan analisis yang sesat di tengah masyarakat Humbahas dan di media sosial. Aliansi Masyarakat Kampus (AMK) Humbang Hasundutan mengunjungi Dusun Nambadia, Desa Sihastonga, Kecamatan Parlilitan, Humbang Hasundutan, Rabu (14/7/2021).
Kegiatan ke manusiaan AMK itu turut didampingi Generasi Muda PAPATAR (Gempar), Ormas Pemuda Pancasila Parlilitan, juga kelompok Mahasiswa Unimed.
Dalam kunjungannya, Tumpal Sirait selaku Penasehat AMK mengatakan ke awak media bahwa kunjungan ini adalah bentuk empati atas terjadinya peristiwa kemanusiaan yang menimpa masyarakat Parlilitan, terkhusus warga Nambadia.
“Kunjungan ini diawali empati atas peristiwa kemanusiaan yang seharusnya dapat membuka mata semua orang pada kesenjangan pembangunan. Kita berjalan kurang lebih 3,5 kilometer menapaki jalan rusak. Dan sekarang kita sudah lihat. Jangankan dilalui sepeda motor, dilalui manusia pun tidak layak”, ucapnya.
Seperti diketahui bahwa pada Selasa (15/6) seorang wanita harus ditandu sejauh 3,5 km pasca melahirkan ke dusun Nambadia akibat jalan rusak dan videonya sudah viral dimedia sosial.
Namun video tersebut Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa kita tidak tau orang atau tidak.
Pasca gejolak Nambadia itu, orang nomor satu di Humbang Hasundutan itu berujung pelaporan dua anggota AMK, Azari Tumanggor dan Tumpal Sirait ke Polres Humbang Hasundutan pasca gejolak Nambadia.
Kepada Wartawan, Azari Tumanggor juga mengatakan bahwa kegiatan ini bukan untuk melibatkan masyarakat Nambadia atas proses hukum yang sedang berlangsung.
“Kita bukan mau memprokasi warga atas pernyataan Bupati, tapi untuk menunjukkan kepada publik bertapa indahnya saling berempati. Mereka benar-benar manusia yang harus ditemani oleh siapa pun agar hidup lebih baik bagaimana yang sewajarnya warga negara”, tegasnya.
Keluarga Harianja sangat berterima kasih atas kunjungan tersebut dan berharap kedepannya agar manusia saling memanusiakan serta memohon kepada pemerintah untuk memperbaiki jalan ke Nambadia.
"Benar istri saya yang ditandu. Dan disini sudah biasa masyarakat yang membutuhkan ditandu karna kondisi jalan yang rusak. Jadi kali ini kami memohon kepada pemerintah agar segera diperbaiki. Karna selain dalam kondisi butuh pertolongan kesehatan, kita juga sangat kesulitan dalam mengangkut hasil pertanian”, ucapnya.(t/bn)
Posting Komentar
0Komentar