Bicaranews.com|Humbahas - Persoalan tragedi yang terjadi di Dusun Nambadia, Desa Sihas Toga, Kecamatan Parlilitan terus menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Humbang Hasundutan (Humbahas) terlebih di Group Media Sosial (Medsos) Facebook Kabar Kabari Humbang Hasundutan.
Bahkan dalam Group tersebut beberapa bagian dari masyarakat ada yang selalu menganalisa dan membuat statement seakan tragedi itu betul atau tidak yang ditandu itu orang atau tidak.
Melihat hal itu, Aliansi Masyarakat Kampus (AMK) Humbahas mengadakan diskusi publik dengan tema "Tragedi Nambadia dalam Perspektif Hukum dan Ham" baik secara langsung ditempat Penasehat AMK yang juga merupakan Sekretariat taktis AMK dan secara online melalui Google Meet, Minggu (11/7/2021).
Dalam diskusi tersebut tampak hadir tokoh-tokoh Humbahas dan praktisi hukum, seperti Yanto Sihotang, JS Simatupang, Herbinto Simanullang, Hot Asi Simamora, Aduhot Simamora dan Ketua AMK Humbahas beserta yang lainnya.
Diskusi publik yang di moderatori Ganda Sihite selaku Sekjen AMK Humbahas menyampaikan diskusi publik itu dengan tema "Tragedi Nambadia dalam Perspektif Hukum dan Ham" diadakan supaya tidak menimbulkan debat kusir di media sosial dan analisis yang sesat di tengah masyarakat Humbahas dan di media sosial.
Dalam diskusi itu, Yanto Sihotang menyampaikan rasa turut prihatin kepada seorang ibu baru melahirkan itu dan Br Hasugian yang baru meninggal. Menurutnya, pemandangan seperti itu tidak sewajarnya didapatkan di jaman sekarang.
"Memang sebelumnya pada 45 tahun lalu bagi saya di Papatar, pemandangan seperti itu suatu hal yang lumrah. Namun, itu masih kita dapat di jaman sekarang ini. Saya turut prihatin kepada seorang ibu baru melahirkan itu dan juga kepada ibu br Hasugian yang baru meninggal yang juga videonya viral di medsos ditandu," ungkapnya.
Sebagai Putra Papatar dirinya menyesalkan pernyataan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor yang mengatakan Kita tidak tau yang ditandu itu Orang atau Tidak. Menurutnya, seharusnya bupati melihat jalannya bukan videonya. "Benar atau tidaknya video itu, aturan yang dilihat jalannya. Sebab, infrastruktur meningkat kesejahteraan rakyat juga pasti meningkat," ujarnya.
Selain itu, menurut Yanto, pemimpin melaporkan rakyatnya adalah tindakan konyol, padahal masyarakat hanya ingin menjumpai pemimpinnya. "Pemimpin melaporkan masyarakatnya adalah tindakan konyol, padahal sudah jelas tertulis dalam UUD Pasal 28. Seharusnya, sebagai pemimpin harus bisa jadi penengah. Tinggal buat janji, akan bertemu dengan masyarakat sekarang saya sedang sakit. Bukan malah melaporkan!" sebut Yanto.
Yanto juga mengapresiasi tokoh-tokoh masyarakat humbahas yang melakukan mediasi memberhentikan polemik yang terjadi antara Legislatif dengan eksekutif. "Saya mengapresiasi tokoh masyarakat Humbahas melakukan mediasi pemberhentikan polemik antara DPRD dengan eksekutif. Sebab, kalau polemik ini terus berkelanjutan, pembangunan khususnya infrastruktur di Kabupaten Humbahas akan gagal. Jalan ke Nambadia pun nanti akan tersendat," sebutnya.
Ia juga berharap disisa pemerintahan Bupati Humbahas kiranya dapat memperbaiki kinerjanya, mempelajari menghadapi isu yang sedang terjadi. "Diharapkan disisa pemerintahannya, Bupati memperbaiki kinerjanya dan mempelajari menghadapi isu yang terjadi," tutupnya seraya mengajak masyarakat menghentikan isu Pilkada yang sudah lewat.(bn01)
Posting Komentar
0Komentar