Bicaranews.com|Medan - Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si, mengajak mahasiswa bersama menangkal radikalisme, terutama di lingkungan kampus. Hal tersebut disampaikan saat membuka kegiatan Focus Group Discussion bertajuk Fenomena Radikalisme di Indonesia yang diprakarsai oleh Pusat Studi Moderasi Beragama dan Karakter Bangsa USU, melalui daring, Jumat (24/9/2021).
“Peran serta mahasiswa sangat penting dalam menangkal radikalisme. Posisi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan tinggi rawan sebagai objek paparan radikalisme. Hal tesebut dikarenakan mahasiswa yang juga sedang dalam proses pencarian jati diri,” sebut Rektor USU.
Fenomena radikalisme menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius. Adanya radikalisme dikhawatirkan dapat memecah persatuan bangsa dan juga meningkatkan keresahan di tengah masyarakat. Penanganan yang komprehensif serta berkesinambungan dibutuhkan untuk dapat menangkal radikalisme berkembang.
Lebih jauh ia memaparkan jika pengaruh radikalisme dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor. Pengaruh dalam diri dan juga lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter serta dasar fikir seorang mahasiswa.
“Ada faktor internal dan eksternal yang membentuk pola fikir seseorang. Faktor internal tentu dari dalam dirinya sendiri, namun ada faktor yang juga besar pengaruhnya, yakni faktor eksternal. Lingkungan memberikan pengaruh besar bagi pola fikir,” sebutnya.
Muryanto Amin menyebutkan jika perlu penanganan serius agar potensi radikalisme ditengah masyarakat dapat ditekan. Ia sangat mengapresiasi adanya Pusat Studi Moderasi Beragama dan Karakter Bangsa yang akan berperan dalam hal itu.
“Adanya Pusat Studi Moderasi Beragama dan Karakter Bangsa menjadi satu langkah yang baik untuk menangkal penyebaran paham radikalisme. Saya berharap dengan adanya pusat studi ini dapat memberikan dampak signifikan dalam pencegahan paham radikalisme di Indonesia,” kata Muryanto.
Kepala BNPT Periode 2016-2020 Komjen Pol (Purn) Suhardi Alius dalam pemaparannya menyebutkan jika fenomena radikalisme tidak hanya dihadapi Indonesia. Ia menambahkan jika komunitas dunia juga sedang berupaya untuk menangkal paham radikalisme meluas dalam kehidupan negara mereka masing-masing.
“Dalam pertemuan atau forum dunia selalu saya sebutkan, kita semua bergandengan tangan untuk menangkal radikalisme. Kita juga menekankan jika radikalisme tidak berafiliasi pada agama, ras, dan suku, melainkan sebuah sikap untuk tidak menerima keberagaman,” tegasnya.
Seperti diketahui, Focus Group Discussion tersebut membahas fenomena radikalisme yang ada di Indonesia. Beberapa narsumber yang berkompeten dihadirkan untuk memberikan pemahaman terjait fenomena radikalisme di Indonesia, yakni Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Khairul Ghazali (Pimpinan Pesantren Al-Hidayah) dengan penanggap Muhammad Jailani S.Sos, MA (Dosen Universitas Islam Negeri Sumatera Utara) Dr. Phil. Zainul Fuad, MA (Ketua Rumah moderasi beragama (RMB) UIN Sumatera Utara) Dr. T. Irmayani, M.Si (Dosen FISIP USU) Dr.Nurman Achmad (Dosen FISIP USU) dan Binsar Bakkara, S.Sos (Jurnalis).
Sumber:Realis
Posting Komentar
0Komentar