Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta Pusat, seperti disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (17/11/2021). Pelantikan digelar secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pelantikan Jenderal Andika Perkasa diawali dengan pembacaan keputusan presiden tentang pemberhentian dan pengangkatan Panglima TNI. Jokowi kemudian memimpin pembacaan sumpah jabatan.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara," demikian petikan sumpah yang dibacakan Jenderal Andika.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pengangkatan sumpah jabatan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Menko Polhukam Mahfud Md dan Menhan Prabowo menjadi saksi.
Setelah itu, Jokowi menyematkan tanda pangkat dan jabatan serta tongkat komando kepada Jenderal Andika. Acara pelantikan Panglima TNI kemudian ditutup dengan dikumandangkannya lagu 'Indonesia Raya'.
Profil Jenderal Andika Perkasa
Jenderal Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964. Di awal karirnya, dia menghabiskan waktu untuk studi di luar negeri. Andika memiliki tiga gelar master dari universitas di Amerika Serikat.
Andika menjalani pendidikan di Norwich University. Dia juga melanjutkan studi di National War College (NWC), yang merupakan bagian dari National Defense University, Washington, DC, pada 2003.
Pada 2005, Andika menimba ilmu di George Washington University. Dia juga merupakan lulusan terbaik Seskoad angkatan 1999/2000.
Karir TNI-nya bermula sejak lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada 1987, yakni berada di Grup 2/Para Komando Kopassus. Dia juga sempat bertugas di satuan elite penanggulangan teror, Sat 81 Gultor Kopassus.
Pada 1990, Andika pernah melaksanakan operasi militer di Timor Timur. Di lokasi yang sama, Andika juga pernah melakukan operasi teritorial. Pada 1994, dia melakukan operasi bakti TNI di Aceh. Dia juga disebut-sebut pernah melakukan misi operasi khusus di Papua.
Pada 2001, menantu eks Kepala BIN Hendropriyono ini pernah bertugas di Departemen Pertahanan. Dia juga pernah berkarir di Bais. Pada 2002, Andika menjabat Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus. Andika juga pernah memimpin penangkapan seorang yang dituduh sebagai pimpinan Al Qaeda, Omar Al-Faruq, di Bogor pada 2002.
Karena beberapa kali berpindah tugas, pada 2011 Andika dipromosikan sebagai Komandan Rindam Jaya dan mendapat pangkat kolonel. Andika diangkat sebagai Komandan Korem 023/Kawal Samudra di Sibolga pada pertengahan 2012. Kurang dari satu tahun, Andika mendapat promosi sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD, yang membuatnya mendapat pangkat brigadir jenderal (brigjen).
Selang 11 bulan sebagai Kadispen, pada Oktober 2014 Presiden Joko Widodo menugaskan Andika sebagai Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Di posisi itu, Andika mendapat kenaikan pangkat menjadi mayor jenderal (mayjen).
Pada Mei 2016, Andika mendapat promosi jabatan sebagai Pangdam XII/Tanjungpura. Sejak saat itu karirnya terus menanjak.
Andika mendapat promosi sebanyak tiga kali selama 2018. Di awal tahun, dia menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD. Di jabatan itu, Andika menerima pangkat letnan jenderal (letjen) dengan bintang 3.
Pada Juli 2018, Andika diangkat menjadi Panglima Kostrad (Pangkostrad) menggantikan Letjen Agus Kriswanto, yang pensiun. Selang lima bulan kemudian, Andika dilantik sebagai pemimpin tertinggi TNI AD.
Presiden Joko Widodo melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, pada 22 November 2018.
sumber:detikcom
Posting Komentar
0Komentar