Bicaranews.com | MEDAN - Ratusan massa dari Pemuda Batak Bersatu (PBB) geruduk kantor Wali Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Kamis (8/6/2023). Massa menuntut kebabasan beragama.
Amatan dilapangan, di bawah terik matahari para pengunjukrasa datang dengan menggunakan motor dan mobil menggunakan penguat suara. Sambil menunggu dan berharap Wali Kota Medan Bobby Nasution turun menemui massa, mereka pun bernyanyi lagu berjudul O Tano Batak.
Dalam aksi tersebut, Ketua PBB Kota Medan, Dolli Sinaga melayangkan enam tuntutan ke Bobby Nasution.
"Kami menuntut enam hal. Pertama, negara menjamin keamanan dan kenyamanan tiap-tiap penduduk dalam beragama dan kepercayaannya. Kedua, jangan ada radikalisme dan intoleran. Karena berbahaya bagi perdamaian khususnya Kota Medan. Ketiga, jangan ada kasus dalam pelarangan beribadah. Apalagi sampai membubarkan orang beribadah. Kelima, pemerintah harus menjadi fasilitator. Keenam, pemerintah harus menjalankan makna pasal 29 ayat 2 UUD 1945 bahwa negara menjadi kemerdekaan dalam hal beribadah," tuntutan yang dibacakan Dolli dalam aksi demo tersebut.
Lanjutnya, tuntutan ini berkaitan dengan berita ataupun video viral mengenai larangan dan pembubaran ibadah di salah satu mall di Marelan (Gereja Elim Kristen Indonesia/GEKI) dan Binjai (Gereja Mawar Sharon Binjai).
Banyaknya massa yang melakukan aksi demo tersebut, membuat Wali Kota Medan Bobby Nasution keluar dari kantornya dan menemui massa.
Bobby Nasution juga sempat mendengarkan enam poin tuntutan yang disampaikan massa. Bahkan, dirinya juga menanggapi dengan positif atas keluhan dari para massa tersebut
"Satu poin pun tidak ada yang saya tidak setuju. Saya juga menunggu ketua untuk mention persoalan ibadah tersebut," terang Bobby Nasutiom.
Bobby Nasution juga menjelaskan terkait Pemko Medan menunggu surat izin dari Suzuya untuk jemaah melakukan ibadah di sana.
"Kami sangat mendukung penuh jemaah GEKI yang mau beribadah di sana. Sebab, sebelum dijadikan tempat ibadah, Kita semua tau isinya apa. Tempat orang, nyanyi bahkan ada yang sempat meninggal di sana. Kenapa yang dulunya jadi tempat aneh-aneh malah gak ada yang marah. Ini, yang ibadah masyarakat malah marah," jelasnya.
Pernyataan tersebut, kata Bobby Nasution, sudah disampaikan sejak Desember 2022 lalu.
"Bukan tunggu viral saya ngomong ini. Kemudian, Pemerintah daerah dalam hal ini menjadi fasilitator. Pada akhir tahun lalu, kami telah memberikan tiga tempat alternatif untuk beribadah," kata Bobby Nasution.
Tiga tempat tersebut yakni FKUB, Aula Kemenag dan ruko di Namo Ukur yang disewakan Pemko Medan secara gratis.
"Tahun ini kami beri izin untuk beribadah di Kantor Wali Kota Medan setiap hari Minggu," jelasnya.
Diterangkan Bobby, bahwa Kantor Wali Kota ini kantor masyarakat. Sehingga boleh dipakai untuk kepentingan pemerintahan maupun warga.
"Saya sudah komunikasi dengan bapak pendeta dan jemaah GEKI untuk mengecek langsung tempat yang kami sediakan di Pemko Medan ini. Tapi belum ada yang datang. Jadi mulai hari Minggu ini, sudah bisa digunakan," tukasnya.
Usai mendengar penjelasan Wali Kota, seluruh massa pun berterima kasih dan meninggalkan lokasi aksi unjuk rasa tersebut. (t/bn)
Posting Komentar
0Komentar