Ketua tim Kombes Pol DR. Nurul Azizah, SIK MSi Saat Menyerahkan Plakat Kepada Pimpinan Pondok Pesantren Ulumul Qur'an |
Dengan mengambil Thema " Terorisme musuh kita bersama, yang dihadiri Ketua tim Kombes Pol. DR. Nurul Azizah, SIK MSI dan anggota AKBP Gatot Hendro Hartono, SE, M.SI, Iptu M. Rizky Fajar STK dan Delly Rozaldi Chaniago, Kasubbag Renmin Bidhumas Polda Sumut Kompol Budi Abdul Latief, SH, MH, kemudian Ba Penmas Bidhumas Polda Sumut Aiptu Widodo, Kapolres Langkat diwakili Kasi Humas AKP S. Yudianto, Ustadz M. Nasir Abbas selaku Narasumber, Ketua umum yayasan Ulumul Qur'an H. Mhd Iqbal, S.Sos, Sekertaris Umum Yayasan Ulumul Qur'an Elial Hafizh S.Kom, Para guru, Pengasuh dan Santri yayasan.
Ketua Umum Yayasan Ulumul Qur'an H. Mhd Iqbal, S.Sos mengucapkan syukur atas kehadiran tim ke tempat ini. Dimana akan memberikan pelajaran yang bermanfaat bagi santri.
Kapolres Langkat yang diwakili Kasi Humas AKP S.Yudianto mengatakan," Kapolres tidak dapat hadir sehubungan ada tugas lain yang tidak bisa ditinggalkan. Kapolres Langkat AKBP Faisal Rahmat Husein, SIK SH MH menyampaikan, atas kunjungan tim dan pimpinan pondok Pesantren yang telah menyediakan tempat untuk bersilaturahmi.
Kedatangan tim Divisi Humas Mabes Polri serta narasumber kiranya dapat memberikan pengetahuan kepada anak - anak santri terserap, tentang arti paham terorisme," ujar Kasi Humas .
Ketua tim Kombes Pol. DR. Nurul Azizah, SIK, MSi menambahkan," bahwa beliau juga tamatan dari sekolah Madrasah. Saat ini menjadi Polwan dan berharap adik santri nantinya bisa juga menjadi bagian dari anggota Polri.
Divisi Humas Mabes Polri Saat Di Pondok Pesantren Ulumul Qur'an Stabat |
Mudah - mudahan apa yang disampaikan narasumber, kedepannya dapat bermanfaat bagi adik - adik santri sekalian," kata Kombes Nurul Azizah.
Ustad M. Nasir Abas selaku narasumber menyampaikan dahulu pernah teroris dan melatih orang untuk melawan Indonesia. Setelah di usia 16 tahun penasaran ingin belajar agama, karena waktu itu tidak pandai baca Al-Qur'an, karena hanya sampai sekolah di SMP.
"Tapi sayangnya, saya salah guru sehingga masuk sekolah wahabi, yaitu orang yang merasa dirinya paling benar, sementara yang lain salah serta suka membid'ah kan orang. Namun setelah ditangkap tahun 2003 di Indonesia. Alhamdulillah, saya sudah sadar saat ini sudah kembali ke jalan yang benar," lanjutnya.
Terorisme adalah perbuatan yang menimbulkan ketakutan yang luas serta kerusakan yang besar. Oleh karenanya, muslim bukan teroris, namun ada oknum - oknum yang merusak nama muslim," cetusnya.
Selanjutnya, dilakukan sesi diskusi dan tanya jawab yang dilanjutkan dengan penyerahan plakat dan tali asih, dari ketua tim kepada pimpinan Pondok Pesantren Ulumul Qur'an. (Bn)
Pewarta : H. Simare - mare
Posting Komentar
0Komentar