Pantauan dilapangan, puluhan orang tersebut sebagian besar dari kalangan kaum ibu-ibu. Mereka hadir membawa potongan kalender bergambar mantan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
Pada bagian belakang kalender, massa menuliskan kata penolakan terhadap hasil pemilu.
Seperti tolak pemilu curang, tolak hasil quickcount hingga menyebut KPU curang.
Dalam orasinya para pendukung menyatakan penolakan terhadap hasil pemilihan umum 2024.
"Tolak pemilihan umum 2024 yang curang. Hanya karena kekuasaan mereka melakukan kecurangan. Tolak pemilihan umum curang," teriak para pendemo.
Selain menyebut pemilu yang curang, para aksi massa juga meminta agar Bawaslu melarang hasil quickcount untuk dipublikasikan karena merupakan pesanan dari calon tertentu.
"Kami minta Bawaslu itu hasil quickcount dihapus saja, karena belum lagi pemilu hasilnya sudah ada. Itu hasil pesanan paslon tertentu," teriak pendemo.
Saat yang sama, beberapa perwakilan tim hukum Amin bertemu dengan perwakilan komisioner Bawaslu.
Mereka membawa dokumen yang disebut merupakan data terkait kecurangan pemilu yang akan disampaikan ke Bawaslu Sumut.
Ketua Bawaslu Minta Masyarakat Serahkan Laporan
Sementara itu Ketua Bawaslu Sumut Aswin Diapari Lubis tampak menemui para pendemo. Aswin mengatakan, Bawaslu Sumut telah melakukan pengawasan terhadap proses pemilu yang berlangsung.
Aswin pun terlihat meyakinkan para pendemo bahwa pihaknya bekerja sesuai dengan aturan yang ada.
"Kami selalu melakukan pengawasan terhadap pemilu ini. Jika bapak bapak ibu ibu ada temuan kecurangan bisa dilaporkan ke Bawaslu biar kami tindaklanjuti," kata Aswin.
Usai diterima Bawaslu, puluhan pendemo kemudian membubarkan diri. (t/bn)
Posting Komentar
0Komentar