Bicaranews.com | MEDAN - Bima Perangin-angin ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya Jalan Klambir V, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia.
Korban adalah pengusaha kontrakan di kawasan tersebut.
Menurut penghuni kontrakan korban, Malik mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi, pada Senin (18/3/2024) sekira pukul 22.00 WIB.
Ia menyampaikan, korban meninggal dunia diduga kuat setelah dibunuh oleh perampokan yang masuk ke dalam rumahnya.
"Kira-kira jam 10-an malam, saya terbangun handphone saya bunyi anak korban yang dari Pekan Baru nelpon, katanya Bolang (panggilan korban) kemalingan," kata Malik, Selasa (19/3/2024).
Katanya, tak lama beberapa penghuni kontrakan korban juga mengetuk pintu rumahnya dan memberitahu bahwa ada maling masuk ke rumah korban.
"Datanglah orang sini gedor-gedor pintu rumah saya, ngasih tahu bolang kemalingan. Terus nelpon lagi anaknya, barulah saya keluar," sebutnya.
Malik mengatakan, saat itu situasi di sekitaran sudah ramai warga dan ia pun langsung masuk ke dalam rumah korban.
Di sana, dia mendapati korban sudah dalam keadaan terduduk dan bersimbah darah.
"Sudah tergeletak posisi korban, waktu itu berdarah. Nggak tahu apa yang hilang," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa, kejadian ini pertama kali diketahui oleh Zulnefi Chaniago alias Alex pemilik toko pangkas yang mengisi salah satu kontrakan korban.
Waktu itu, katanya korban mendatangi Alex dan mengatakan bahwasanya ada maling di rumahnya.
Diketahuinya maling itu bermula dari korban sempat melakukan Video Call (VC) dengan anak perempuannya yang berada di Pekanbaru.
Saat itu, anaknya ini melihat dari arah belakang korban ada seseorang yang diduga kuat pelaku.
"Yang pertama tahu katanya Alex tukang pangkas di depan itu. Si bolang ini VC sama anaknya, lalu anaknya bilang macam ada orang di belakangnya," bebernya.
Malik menuturkan, setelah memberitahukan hal tersebut korban pun kembali ke rumahnya dan tak lama disusul oleh Alex.
Ketika Alex masuk, korban sudah terduduk dalam keadaan bersimbah darah.
"Di dalam rumah korban sudah tergeletak," ujarnya.
Katanya, selama ini korban memang tinggal sendirian di rumahnya. Sementara, istri yang sedang sakit parah tinggal bersama dengan anaknya di Pekanbaru.
"Saya ngontrak di sini sudah dari tahun 2009. Dia tinggal sendirian, anaknya ada empat orang, satu di pekan baru, satu di Batam, dua di Jakarta," bebernya.
Di depan rumah korban sudah dipasang garis polisi.
Rumah itu pun tampak sepi, terlihat berantakan.
Hanya ada satu mobil kijang terparkir di garasi. (trib/Bn)
Posting Komentar
0Komentar