Dalam sambutannya, Agustinus menekankan pentingnya penerimaan hasil Pilkada, baik menang maupun kalah, sebagai bagian dari proses demokrasi yang sehat. "Pilkada ini akan menentukan nasib Kabupaten Toba selama lima tahun ke depan. Karena itu, mari kita gunakan hak pilih kita dengan bijak pada 27 November nanti. Pelajari rekam jejak calon, kapasitasnya, dan pastikan mereka mampu memimpin Toba ke arah yang lebih baik," anjur Agustinus.
Ia juga mengapresiasi Bawaslu Toba atas inisiatif meluncurkan program "Huta Pengawasan Partisipatif" yang bertujuan memperkuat peran serta masyarakat dalam pengawasan pemilu. Program ini diharapkan tidak hanya berakhir pada peluncuran, tetapi berlanjut hingga seluruh tahapan Pilkada selesai.
Agustinus menambahkan, keberhasilan Pilkada dapat dilihat dari tiga indikator utama: tingginya partisipasi pemilih, legitimasi calon terpilih, dan peningkatan kualitas demokrasi di Kabupaten Toba. “Mari kita jaga keamanan dan ketertiban selama proses Pilkada, serta hindari praktik politik uang. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkan Pilkada yang damai dan berkualitas di Kabupaten Toba,” imbuhnya.
Kapolres Toba, AKBP Wahyu Indrajaya, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengimbau masyarakat agar tetap menjaga suasana damai selama tahapan Pilkada berlangsung. Ia juga mengapresiasi peran aktif warga Desa Uluan dalam menjaga ketertiban. "Kami sangat bersyukur hingga saat ini, seluruh proses pemilu berjalan aman dan lancar, tanpa ada konflik. Kami berharap suasana ini dapat dipertahankan hingga tahapan terakhir," ujar Wahyu.
Wahyu juga menekankan pentingnya menjaga persaudaraan meskipun ada perbedaan pilihan politik. “Pesta demokrasi harus menjadi ajang kegembiraan, bukan permusuhan. Siapapun yang terpilih nanti, pemenang sejati adalah masyarakat Kabupaten Toba,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Toba, Dohar Nainggolan, memuji terpilihnya Desa Sibuntuon sebagai desa percontohan dalam pengawasan Pilkada. Menurutnya, desa ini telah dipilih berdasarkan kriteria yang ketat dan diharapkan mampu menjadi teladan bagi desa-desa lain. “Desa Sibuntuon harus menjadi contoh dalam hal pengawasan partisipatif. Kami berharap masyarakat di sini bisa menginspirasi desa-desa lain untuk mengawasi jalannya pemilu dengan baik,” katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan setiap dugaan pelanggaran pemilu melalui mekanisme yang telah disediakan. "Kami berharap Pilkada ini berlangsung bersih, transparan, dan jujur. Masyarakat harus aktif melaporkan jika ada indikasi pelanggaran," imbuhnya.
Ketua Bawaslu Toba, Sahat Sibarani, berharap masyarakat semakin aktif melaporkan dugaan pelanggaran, khususnya terkait politik uang dan pelanggaran lain yang merusak integritas Pilkada. "Melalui kegiatan ini, kami ingin lebih dekat dengan masyarakat. Kami harap setiap pelanggaran pemilu dapat langsung dilaporkan kepada Bawaslu," imbuhnya.
Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Sumut, Suhadi Sukendar Situmorang, menjelaskan bahwa pengawasan partisipatif ini bertujuan memperkuat kerjasama antara masyarakat, pemerintah desa, dan Bawaslu. Forum diskusi dan sosialisasi di berbagai lokasi seperti sopo akan dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengawasan pemilu. "Kami berharap program ini terus berlanjut dan masyarakat semakin aktif mengawasi pemilu," tambah Suhadi.
Tak ketinggalan, Kepala Desa Sibuntuon, Randianto Manurung menyampaikan, seluruh warga Desa Sibuntuon sangat mendukung program-program Bawaslu Sumut dalam menjaga proses Pilkada yang bersih dan adil. "Kami berharap program ini membawa dampak positif bagi 530 warga yang terdaftar sebagai pemilih di Desa Sibuntuon," ungkapnya.
Randianto juga mengajak warga untuk memilih pemimpin yang benar-benar berpihak kepada rakyat, amanah, serta mampu melindungi dan mengayomi masyarakat. “Pilkada ini adalah kesempatan bagi kita untuk memilih pemimpin yang takut akan Tuhan dan mampu membawa perubahan positif bagi Toba,” pungkasnya. (*)
Posting Komentar
0Komentar