Banyak anak yang memilih bekerja ditambang bukan karena kemauan sendiri melainkan tekanan ekonomi keluarga. Kemiskinan sering memaksa mereka untuk mengorbankan Pendidikan demi memenuhi kebutuhan. Pilihan mereka adalah hasil dari keterbatasan bukan kebebasan.
Sekolah dianggap tidak memberikan hasil cepat, sedangkan bekerja di tambang timah bisa langsung mendapatkan uang. Sayangnya, banyak yang tidak sadar jika bekerja di tambang itu sangat beresiko. Selain bahaya kecelakaan, mereka juga bisa terpapar bahan berbahaya seperti logam berat yang bisa merusak tubuh dan otak mereka dalam jangka panjang.
Anak-anak yang bekerja di tambang tidak hanya kehilangan kesempatan belajar, tapi juga bisa terganggu kesehatannya. Padahal, kalau mereka melanjutkan pendidikan, mereka bisa punya pilihan karier yang lebih luas dan lebih aman. Dengan pendidikan, masa depan mereka bisa lebih cerah dan berkelanjutan. Jadi, sangat penting untuk mengingatkan mereka bahwa pendidikan bukan hanya soal nilai atau ijazah, tapi juga investasi untuk masa depan yang lebih baik.
Anak-anak adalah generasi masa depan, tidak seharusnya memilih antara pendidikan atau bekerja ditambang timah. Tanpa Pendidikan, peluang mereka untuk keluar dari kemiskinan menjadi sangat terbatas. Pemerintah seharusnya memprioritaskan Pendidikan sebagai alat pemutus rantai kemiskinan dan menyediakan program rehabilitas bagi anak yang sudah terlanjur bekerja ditambang.
Pemerintah dan masyarakat seharusnya bisa bekerjasama untuk membuka akses pendidikan yang lebih luas, supaya anak muda tidak terjebak dalam pilihan yang hanya menguntungkan dalam jangka pendek. Selain itu, sosialisasi tentang bahaya bekerja di tambang juga harus sering dilakukan, supaya mereka lebih sadar akan risiko yang bisa membahayakan diri mereka sendiri. Pemerintah juga harus menyediakan sekolah atau fasilitas pendidikan didaerah pertambangan untuk mengakomodasi anak-anak.
Sebagai mahasiswa, kita harus bisa menciptakan lingkungan di mana pendidikan dihargai dan dianggap sebagai jalan keluar untuk meraih impian yang lebih besar. Kalau kita tidak segera bergerak, kita bisa kehilangan potensi besar dari generasi muda Bangka Belitung yang sebenarnya bisa memberi kontribusi lebih banyak untuk kemajuan daerah dan negara. (*)
Penulis : Najwa Al Zahra
Mahasiswa Hukum Universitas Bangka Belitung
NIM (4012411282)
Posting Komentar
0Komentar