Bicaranews.com | BEIJING – Perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia kembali memanas. Pemerintah China resmi menaikkan tarif impor atas barang-barang asal Amerika Serikat menjadi 125 persen, sebagai langkah balasan atas kebijakan serupa dari Washington.
“Kami tidak ingin perang tarif, tapi juga tidak akan mundur. Dialog tetap terbuka, tapi harus berlandaskan kesetaraan dan saling menghormati,” tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, Jumat (11/4/2025) di Beijing.
Langkah ini diumumkan oleh Komisi Tarif Dewan Negara China, setelah Amerika lebih dulu mengenakan bea masuk tinggi pada produk China sehari sebelumnya. Menurut Kementerian Keuangan China, kenaikan tarif ini dilakukan karena tarif dari pihak AS telah “melanggar aturan perdagangan internasional dan hukum ekonomi dasar.”
“Pengenaan tarif setinggi ini adalah bentuk intimidasi ekonomi. Jika AS terus menaikkan tekanan, China tak akan tinggal diam,” tulis pernyataan resmi China.
Lin Jian bahkan mengingatkan, jika AS terus memaksakan tekanan maksimal, maka “dialog tak akan pernah berhasil.” China disebut siap mengambil tindakan balasan hingga titik terakhir, demi menjaga kedaulatan ekonomi dan menegakkan keadilan internasional.
Dalam analogi keras, Lin menyampaikan peringatan klasik: “Beri si penindas satu inci, ia akan mengambil satu mil.”
Sementara itu, total nilai perdagangan kedua negara sepanjang 2024 mencapai 582,4 miliar dolar AS, dengan defisit besar di pihak Amerika senilai 295,4 miliar dolar AS. Pemerintahan AS bahkan sebelumnya telah memberlakukan total tarif hingga 145 persen untuk barang-barang asal China, termasuk bea terkait fentanil.
Persaingan dagang yang panas ini tidak hanya memicu ketegangan bilateral, tetapi juga mengguncang pasar global dan menguji ketahanan ekonomi dunia di tengah tantangan geopolitik yang terus membesar. (*)
