

Bicaranews.com | MEDAN – Kini, lebih dari 40 persen kebutuhan listrik di Sumatera Utara berasal dari energi ramah lingkungan atau energi bersih. Energi ini menghasilkan lebih sedikit polusi dan emisi gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam.
General Manager PLN Unit Induk Daerah (UID) Sumatera Utara, Agus Kuswardoyo, menyampaikan bahwa penggunaan energi bersih ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan sistem energi yang lebih ramah lingkungan.
“Energi bersih adalah langkah penting untuk mendukung pemerintah dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” kata Agus, Kamis (13/2/2025).
Sumber utama energi bersih di Sumut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Mini Hydro, Mikro Hydro, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM), dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Seluruh pembangkit ini telah menghasilkan listrik ramah lingkungan sebesar 6.845,43 GWh di Sumut.
Agus menjelaskan bahwa energi terbarukan tidak hanya membantu mengurangi polusi, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Salah satu capaian terbaru adalah peresmian PLTA Asahan 3 dengan kapasitas 2×87 MW, yang menjadi langkah penting dalam meningkatkan bauran energi bersih di Sumut.
“Dengan bertambahnya pembangkit energi terbarukan, kita semakin dekat pada peralihan menuju penggunaan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Agus.
PLN UID Sumut terus berupaya memperluas jaringan pembangkit energi bersih, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon dan menciptakan sistem energi yang lebih ramah lingkungan di Indonesia. (*)
