

Bicaranews.com | MEDAN – Penyuluh Agama Kristen Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nias, Sumatera Utara, Sudi Agusriang Harefa, setiap hari menempuh jarak tiga kilometer dengan berjalan kaki demi memberikan bimbingan dan penyuluhan agama kepada masyarakat di Desa Lolo’ana’a, Kecamatan Gido.
Sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Sudi menjalankan tugasnya dengan dedikasi tinggi. Karena akses jalan ke desa tersebut tidak dapat dilalui kendaraan, ia harus menitipkan sepeda motornya sebelum melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati jalan berbatu, dua aliran sungai dengan titian darurat, serta jalan setapak.
“Untuk sampai di desa ini kita harus jalan kaki karena jalannya masih berbatu dan melewati dua aliran sungai. Ada juga jalan setapak yang harus dilewati,” ujar Sudi Agusriang di Medan, Rabu (26/2/2025).
Meskipun harus menghadapi medan yang sulit, ia tetap bersyukur dapat menjalankan tugasnya, karena masyarakat desa sangat antusias menerima bimbingan agama yang diberikan. Ia menganggap pengalaman melayani di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar sebagai motivasi untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan masyarakat setempat.
“Melayani di Desa Lolo’ana’a sangat berkesan karena masyarakat sangat antusias menerima pembinaan dan pengarahan melalui bahasa agama,” katanya.
Yuli Darmawati Zai, yang turut melaksanakan penyuluhan di desa tersebut, menekankan pentingnya kesetiaan terhadap tugas, meskipun harus menghadapi medan perjalanan yang menantang.
“Medannya sangat sulit, harus melewati gunung, lembah, dan sungai dengan berjalan kaki. Tapi ini adalah bagian dari tugas yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab,” ujar Yuli.
Sementara itu, penyuluh agama Kristen lainnya, M. Bate’e, menegaskan bahwa penyuluhan agama merupakan bentuk dedikasi kepada masyarakat. Menurutnya, kesetiaan dalam menjalankan tugas adalah kunci utama agar penyuluhan dapat memberikan dampak positif.
“Kami sudah membuat jadwal rutin penyuluhan untuk setiap kelompok binaan agar kegiatan bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ia juga berharap pemerintah daerah maupun pusat memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur di daerah 3T, khususnya di Desa Lolo’ana’a, agar akses ke desa tersebut lebih mudah.
Elianus Zai menambahkan bahwa akses jalan semakin sulit dilalui saat musim hujan karena kondisinya yang buruk.
“Meski begitu, kami tetap menjalankan tugas karena penyuluh agama Kristen memiliki peran penting dalam membimbing dan memberi penerangan kepada masyarakat,” katanya. (*)
