

Bicaranews.com | TAPANULI UTARA – Kondisi SMP Negeri 3 Muara bikin geleng-geleng kepala. Meski tiap tahun menerima Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ratusan juta rupiah, fasilitasnya masih jauh dari layak. Sekolah ini terlihat kurang terawat, dengan atap berlubang, lantai berlumut, dan toilet yang tidak bisa digunakan karena air sering tidak ada.
“Baunya menyengat karena tidak bisa disiram, airnya sering tidak ada,” kata seorang siswa yang enggan disebut namanya.
Data menunjukkan bahwa sekolah ini menerima Dana BOS Rp288,8 juta pada 2023 dan Rp271,4 juta pada 2024, dengan Rp63,9 juta di antaranya dialokasikan untuk sarana dan prasarana. Tapi, melihat kondisi sekolah yang masih jauh dari kata nyaman, banyak yang mempertanyakan ke mana sebenarnya uang itu digunakan.
Ketika awak media ingin mengonfirmasi langsung, Kepala Sekolah Himren Tambunan, tidak memberikan jawaban. Awalnya, seorang guru mengatakan bahwa kepala sekolah sedang ada pertemuan di ruangannya. Namun, setelah ditunggu, ternyata beliau sudah pergi tanpa menemui wartawan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Tapanuli Utara, Jefri Lubis, sudah mengingatkan semua kepala sekolah agar memprioritaskan perbaikan fasilitas demi kenyamanan siswa. Sayangnya, kondisi di SMP Negeri 3 Muara menunjukkan sebaliknya.
Yang lebih menarik, di ruang guru masih terpajang foto bupati dan wakil bupati periode sebelumnya, bukan yang saat ini menjabat. Hal kecil ini semakin memperlihatkan bahwa perhatian terhadap sekolah tampaknya kurang serius.
Pengelolaan Dana BOS seharusnya transparan dan bisa dipertanggung-jawabkan, sesuai dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) No. 14 Tahun 2008. Masyarakat pun berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan Tapanuli Utara, segera turun tangan dan mengevaluasi penggunaan anggaran di sekolah ini. Jangan sampai anggaran besar hanya jadi angka di atas kertas tanpa manfaat nyata bagi siswa. (bn)
Pewarta: T Lumbantoruan
