

Bicaranews.com | JAKARTA – Di era globalisasi dan digitalisasi yang berkembang pesat, guru memiliki peran yang semakin penting. Tak hanya menyampaikan pelajaran, mereka juga harus menjadi pembimbing, inovator, dan agen perubahan. Guru diharapkan mampu menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan zaman, terutama dengan memanfaatkan teknologi secara efektif.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ilyas, dalam Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) I PGRI 2025 di Jakarta. Ia menekankan, guru harus bisa mengintegrasikan pembelajaran digital dan membantu siswa berpikir kritis serta memilah informasi dengan bijak.
Selain itu, Ilyas juga mengajak Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk terus mendukung kegiatan PGRI. Dana pendidikan seperti gaji guru dan dana BOS yang disalurkan melalui bank daerah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung program pendidikan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Pada kesempatan yang sama, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, yang dikenal sebagai “Ibunda Guru Indonesia,” menekankan pentingnya program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam belajar. “Jika anak-anak fokus belajar, guru pun bisa lebih mudah menjalankan tugasnya,” ujar Titiek.
Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, juga mengenang sosok Presiden Soeharto yang sangat peduli pada dunia pendidikan dan kesejahteraan guru. Menurutnya, Soeharto selalu memberikan perhatian khusus kepada para guru dengan penuh kasih. Ia berharap PGRI terus menjadi motor penggerak perubahan di tengah tantangan globalisasi.
Konferensi ini dihadiri ribuan peserta dari seluruh Indonesia, mulai dari pengurus PGRI pusat, daerah, hingga para mitra organisasi. Melalui acara ini, PGRI menegaskan komitmennya untuk terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. (Rizky Zulianda/bn)
