

Bicaranews.com | MEDAN – Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Muryanto Amin menyatakan bahwa dunia pendidikan tinggi saat ini tengah mengalami transisi kebijakan. Oleh karena itu, seluruh fakultas di USU harus bersiap menghadapi perubahan yang mungkin terjadi.
“Kita sedang mengalami masa transisi. Saat ini masih menggunakan kebijakan lama, tetapi ada wacana perubahan. Maka, kita harus mempersiapkan diri untuk kebijakan baru yang akan diputuskan,” ujar Prof. Muryanto, Sabtu (15/3/2025).
Ia menekankan bahwa dalam kebijakan baru, otonomi program studi dalam menentukan kurikulum dan inovasi pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan industri. Selain itu, riset dosen harus menghasilkan produk inovatif yang dapat diterapkan dalam pengabdian kepada masyarakat.
“Otonomi program studi memungkinkan kurikulum lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan industri. Sementara itu, anggaran riset tidak dipotong, tetapi dialihkan dan difokuskan pada penelitian yang lebih aplikatif,” tambahnya.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU, Prof. Thyrhaya Zein, menyampaikan bahwa pihaknya telah menetapkan kontrak kinerja dengan para ketua program studi dan akan melakukan evaluasi rutin untuk memastikan target tercapai.
“Kami sudah menjadwalkan penandatanganan kontrak kinerja antara Ketua Program Studi dan Dekan. Semua program yang dicanangkan akan direncanakan dan dicatat secara sistematis,” ujarnya.
Selain itu, FIB USU juga mendorong peningkatan budaya menulis di kalangan dosen serta pengembangan inovasi berbasis kebudayaan yang dapat memperkuat identitas fakultas di tingkat internasional.
“Kami ingin memperkuat kebiasaan menulis dosen. Selain itu, inovasi seperti Pusat Unggulan Iptek (PUI) yang berfokus pada Songket bisa menjadi upaya memperkenalkan identitas budaya Melayu di kancah internasional,” tambahnya.
Dengan adanya transisi kebijakan ini, USU berupaya untuk terus beradaptasi dan memastikan pendidikan tinggi tetap relevan dengan perkembangan zaman. (*)
